Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru Meningkat: Tiga Erupsi Terjadi 6 April 2025
Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dengan tercatatnya tiga kali erupsi pada Minggu pagi, 6 April 2025. Letusan yang terjadi secara beruntun ini memunculkan kolom abu setinggi hingga 600 meter di atas puncak kawah, memicu kewaspadaan dari masyarakat serta pemantauan intensif dari pihak berwenang.
Kronologi Erupsi
Berdasarkan laporan resmi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, erupsi pertama terjadi pada pukul 04.12 WIB, diikuti letusan kedua pada pukul 05.38 WIB, dan erupsi ketiga tercatat sekitar pukul 07.15 WIB. Ketiga letusan tersebut menghasilkan kolom abu berwarna kelabu hingga cokelat pekat yang mengarah ke barat daya dengan intensitas sedang hingga tebal.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa getaran dan suara gemuruh lemah hingga sedang terdengar dari radius beberapa kilometer dari lokasi kawah. Meskipun tidak memicu aliran lava yang signifikan, aktivitas vulkanik ini menandai adanya peningkatan tekanan magma di dalam tubuh gunung.
Status Gunung dan Imbauan Resmi
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level III (Siaga). Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang telah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah Jonggring Saloko, serta 13 kilometer ke arah tenggara sepanjang alur sungai Besuk Kobokan.
Masyarakat juga diminta untuk selalu menggunakan masker guna menghindari dampak abu vulkanik serta tetap tenang dan mengikuti informasi dari sumber resmi. PVMBG dan instansi terkait terus melakukan pemantauan 24 jam untuk mendeteksi potensi erupsi lanjutan.
Dampak Sementara dan Respons Lapangan
Sejumlah wilayah di lereng barat dan selatan Gunung Semeru dilaporkan terdampak abu tipis, terutama di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo. Meski belum ada laporan kerusakan besar, aktivitas masyarakat sempat terhambat, khususnya di sektor pertanian dan transportasi lokal.
Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan telah dikerahkan ke sejumlah pos pantau dan desa rawan bencana guna memberikan bantuan logistik dan sosialisasi kesiapsiagaan. Selain itu, sekolah-sekolah di zona merah diimbau untuk menerapkan sistem belajar dari rumah sebagai langkah antisipatif.
Peningkatan aktivitas Gunung Semeru pada 6 April 2025 menjadi pengingat penting akan dinamika geologi di kawasan Cincin Api Pasifik yang memerlukan kesiapsiagaan berkelanjutan. Masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana diharapkan tetap waspada, mengikuti arahan pihak berwenang, dan tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi.
Dengan sinergi antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat, risiko bencana alam seperti erupsi gunung berapi dapat diminimalisasi, sehingga keselamatan publik tetap terjaga.